Purposive Sampling: Definisi, Karakteristik, dan Contoh Skenario Penggunaannya
Purposive sampling atau yang juga dikenal dengan judgmental sampling merupakan teknik pemilihan sampel secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian (Saunders, Lewis, and Thornhill, 2009). Teknik purposive sampling digunakan ketika peneliti ingin memperoleh pemahaman mendalam tentang suatu fenomena dengan memilih sampel secara selektif berdasarkan pertimbangan relevansi pengetahuan dan kapabilitas sampel terkait dengan tujuan penelitian atau berdasarkan karakteristik spesifik yang diperlukan.
Karakteristik Purposive Sampling
Purposive sampling lazimnya digunakan dalam penelitian kualitatif yang dicirikan dengan pemaknaan terhadap fenomena secara mendalam. Purposive sampling lebih menekankan pada kualitas dan kedalaman data dibandingkan kuantitas. Oleh karena itu, ukuran sampel biasanya lebih kecil dibandingkan penelitian dengan sampling acak. Berdasarkan karakteristik tersebut, sangat jelas bahwa purposive sampling merupakan bagian dari jenis non-probability sampling, yang dalam hal ini, peneliti akan lebih fokus pada subjek yang memiliki pengalaman langsung atau wawasan mendalam tentang isu yang diteliti, daripada sekadar mencari representasi statistik dari populasi.
Contoh Skenario Penggunaan Purposive Sampling
Misalnya, dalam penelitian tentang kebijakan pendidikan inklusif. Disini, peneliti dapat melibatkan kepala sekolah, tim kurikulum, dan guru yang berpengalaman dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut. Dalam skenario ini, kepala sekolah, tim kurikulum, dan guru yang berpengalaman dipilih secara purposive dengan logika bahwa ketiga entitas tersebutlah yang paling tahu tentang kebijakan pendidikan inklusif. Dalam hal ini, kepala sekolah dipilih karena kepala sekolah dalam hal ini berperan sebagai pengambil kebijakan, tim kurikulum sebagai tim perumus konsep dan pelaksanaan pendidikan inklusif, dan guru dipilih berdasarkan pengalaman mereka dalam pelaksanaan lapangan. Berikut ini detail aktualisasi dari kata purposive dalam skenario ini:
- Kepala sekolah dipilih karena mereka memiliki peran sentral sebagai pengambil keputusan dan bertanggung jawab atas penerapan kebijakan di lingkungan sekolah.
- Tim kurikulum dipilih karena mereka bertugas sebagai perumus konsep dan pedoman pelaksanaan pendidikan inklusif, sehingga wawasan mereka sangat dibutuhkan untuk memahami kebijakan secara konseptual dan strategis.
- Guru berpengalaman dipilih karena mereka memiliki pengalaman langsung di lapangan dan dapat memberikan wawasan praktis tentang bagaimana kebijakan tersebut diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.
Contoh lainnya adalah penelitian tentang pengalaman mahasiswa dalam program pertukaran pelajar internasional. Dalam skenario ini, peneliti fokus pada mahasiswa yang pernah mengikuti program pertukaran pelajar untuk memahami tantangan dan manfaatnya. Partisipan yang dipilih adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan program pertukaran, koordinator program pertukaran di universitas, dan dosen pembimbing akademik. Alasan pemilihan subjek penelitian tersebut adalah karena mereka dapat memberikan wawasan tentang proses adaptasi, dampak akademis, dan aspek administrasi terkait program pertukaran pelajar.
Baca Juga: Probability Sampling dan Non-Probability Sampling
Reference & Further Reading
Untuk menambah wawasan Anda tentang penggunaan purposive sampling, silakan membaca referensi berikut. Daftar referensi berikut ini tersedia secara daring (online). Artikel ini merupakan ekstraksi dari materi tentang penelitian dan publikasi dari website ELT-OER.
Saunders, Lewis, and Thornhill. (2009). Research Methods for Business Students. Pearson Education Limited.
Campbell, S. (2020). Purposive sampling: complex or simple? Research case examples. Journal of Research in Nursing, 25(8), 652-661, ISSN 1744-9871. DOI: 10.1177/1744987120927206
Sibona, C. (2020). A guide for purposive sampling on twitter. Communications of the Association for Information Systems, 46, 537-559, ISSN 1529-3181. DOI: 10.17705/1CAIS.04622
Bakkalbasioglu, E. (2020). How to access elites when textbook methods fail: Challenges of purposive sampling and advantages of using interviewees as "fixers". Qualitative Report, 25(3), 688-699, ISSN 2160-3715. DOI: 10.46743/2160-3715/2020.3976
Ames, H. (2019). Purposive sampling in a qualitative evidence synthesis: A worked example from a synthesis on parental perceptions of vaccination communication. BMC Medical Research Methodology, 19(1), ISSN 1471-2288. DOI: 10.1186/s12874-019-0665-4
Barratt, M. (2015). Hidden Populations, Online Purposive Sampling, and External Validity: Taking off the Blindfold. Field Methods, 27(1), 3-21, ISSN 1525-822X. DOI: 10.1177/1525822X14526838
Barratt, M.J. (2015). Representativeness of online purposive sampling with Australian cannabis cultivators. International Journal of Drug Policy, 26(3), 323-326, ISSN 0955-3959. DOI: 10.1016/j.drugpo.2014.10.007
Sibona, C. (2012). Purposive sampling on Twitter: A case study. Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on System Sciences, 3510-3519, ISSN 1530-1605. DOI: 10.1109/HICSS.2012.493>
Tongco, M.D.C. (2007). Purposive sampling as a tool for informant selection. Ethnobotany Research and Applications, 5, 147-158, ISSN 1547-3465. DOI: 10.17348/era.5.0.147-158
Guarte, J.M. (2006). Estimation under purposive sampling. Communications in Statistics: Simulation and Computation, 35(2), 277-284, ISSN 0361-0918. DOI: 10.1080/03610910600591610
Wynn, H. (1977). Minimax purposive survey sampling design. Journal of the American Statistical Association, 72(359), 655-657, ISSN 0162-1459. DOI: 10.1080/01621459.1977.10480630