Perbedaan Blended Learning atau Hybrid Learning dengan HyFlex (Hybrid Flexible) Learning
HyFlex learning merupakan akronim dari hybrid flexible learning. Baik HyFlex learning dan blended learning atau hybrid learning menawarkan fleksibilitas yang tinggi dalam hal pembelajaran. Lantas, apa saja perbedaan antara HyFlex Learning dengan blended learning atau hybrid learning?
Blended Learning (Hybrid Learning) VS HyFlex Learning
Setidak-tidaknya terdapat 4 perbedaan antara HyFlex learning dengan blended learning atau hybrid learning. Untuk lebih mendalami pembahasan tentang HyFlex learning berdasarkan publikasi terindeks Scopus, silakan baca artikel yang berjudul HyFlex Learning: Apa Kata Scopus?
1. Fleksibilitas
Blended learning atau hybrid learning menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring (online) secara bergantian, di mana beberapa sesi dilakukan di kelas fisik, dan sebagian lainnya dilakukan secara virtual. Peserta belajar mengikuti jadwal tetap yang sudah ditentukan oleh instruktur. Sementara itu, HyFlex learning memungkinkan peserta didik untuk memilih metode penyampaian materi atau kelas - apakah akan ikut kelas daring atau tatap muka. Dengan kata lain, HyFlex learning memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih antara hadir secara langsung, mengikuti secara online secara sinkron (langsung), atau menyelesaikan materi secara asinkron (tidak bersamaan waktu) tanpa kehilangan pengalaman belajar.
Mengulangi poin di atas, dalam blended learning, fleksibilitas dapat dikatakan sangat terbatas karena peserta didik harus mengikuti beberapa sesi sesuai format yang telah ditetapkan (misalnya sebagian di kelas dan sebagian online). Sebaliknya, HyFlex Learning memberikan kebebasan penuh kepada peserta didik untuk menentukan cara dan waktu yang paling nyaman bagi mereka. Siswa dapat berpindah antara mode belajar dari minggu ke minggu atau bahkan dari sesi ke sesi, sesuai kebutuhan atau keterbatasan mereka.
2. Keterlibatan Instruktur
Instruktur dalam Blended Learning merancang aktivitas berdasarkan jadwal dan format tertentu, sehingga fokus mereka adalah memastikan keseimbangan antara materi daring dan tatap muka. Pada HyFlex Learning, instruktur harus lebih adaptif karena mereka perlu mempersiapkan materi untuk semua mode belajar (tatap muka, daring sinkron, dan asinkron) agar pengalaman peserta konsisten di setiap format.
3. Keterlibatan Teknologi
Teknologi dalam Blended Learning digunakan sebagai pendukung untuk sebagian aktivitas pembelajaran, seperti penggunaan Learning Management System (LMS) untuk tugas online atau ujian daring. Di HyFlex Learning, teknologi menjadi lebih krusial karena memungkinkan pelaksanaan kelas secara paralel, termasuk streaming video untuk peserta daring dan akses materi asinkron.
4. Tingkat Kemandirian Siswa
Blended Learning mengarahkan siswa untuk mengikuti jadwal dan metode yang telah ditetapkan, dengan peran instruktur cukup dominan dalam mengatur alur pembelajaran. Dalam HyFlex Learning, siswa dituntut untuk lebih mandiri karena mereka harus menentukan sendiri mode belajar dan mengelola waktu secara efektif agar tetap terlibat dan mengikuti perkembangan kelas tanpa bergantung pada instruktur atau sesi tertentu.