Ragam Definisi dan Penjelasan tentang Grounded Theory
Awal kemunculan Grounded Theory diinisiasi oleh Glaser dan Strauss dalam buku mereka yang berjudul The Discovery of Grounded Theory pada tahun 1967. Buku tersebut berhasil menguraikan versi awal dari metode penelitian kualitatif inovatif yang dikenal dengan istilah grounded theory (GT). Secara teknis, grounded theory merujuk pada metode umum analisis komparatif, disertai dengan serangkaian prosedur yang secara sistematis menghasilkan teori berdasarkan data (Glaser & Strauss, 1967). Pada tahun 2006, salah satu sumber yang paling banyak dikutip tentang grounded theory mendefinisikannya sebagai interpretasi yang terstruktur, komprehensif, dan terorganisir dengan baik yang mampu menjelaskan realitas yang sedang diselidiki. Dalam skala yang lebih kecil, metode ini juga dapat menghasilkan kerangka konseptual (Charmaz, 2006).
Salah satu keunggulan dari Grounded Theory adalah fokusnya pada pengembangan teori tentang proses, bukan fenomena statis, ketergantungannya pada theoretical sampling, dan pendekatannya yang simultan dalam pengumpulan serta analisis data. Hal-hal tersebut mendongkrak popularitas GT hingga sekarang yang telah menjadi metode yang sangat cocok untuk digunakan dalam mengeksplorasi dinamika dalam sebuah fenomena kontekstual.
Karakteristik Grounded Theory
GT adalah metodologi yang bertujuan menghasilkan teori atau kerangka konseptual melalui analisis induktif terhadap data empiris. GT sangat cocok untuk mengeksplorasi proses, yang melibatkan formulasi konseptual dari pola-pola yang berkembang, bukan representasi statistik. Theoretical sampling dalam GT bersifat analitis dan melibatkan perluasan karakteristik peserta berdasarkan kebutuhan teori yang sedang berkembang. Proses ini tidak membentuk sampel terlebih dahulu; sebaliknya, sampel berkembang selama penelitian seiring dengan munculnya kategori dan hipotesis. Pengumpulan data dipandu oleh kekurangan dalam teori yang perlu diisi dengan data tambahan.
Simultaneous Data Collection and Analysis
GT juga mengharuskan pengumpulan dan analisis data secara simultan, memungkinkan sampel berkembang selama penelitian. Seorang peneliti yang mengumpulkan data terlebih dahulu dan kemudian menganalisisnya tidak mengikuti metodologi GT. Sebaliknya, GT melibatkan kunjungan berulang ke lapangan untuk pengumpulan data tambahan yang dipandu oleh refleksi atas kategori yang muncul. Proses iteratif ini kompleks dan menuntut peneliti untuk menyeimbangkan pengumpulan data dengan pemikiran analitis.
Theoretical Sampling
Theoretical sampling merupakan fitur utama GT, yang melibatkan metode pemilihan unit analisis yang berbeda dari probabilistic sampling tradisional. Pendekatan ini terhubung dengan pendekatan analitis GT dan menyelesaikan masalah dalam desain sampel, validitas, dan reliabilitas. Tidak seperti pendekatan statis, GT berfokus pada pengungkapan proses dan dinamika yang mendasari fenomena, sehingga sangat efektif untuk mengeksplorasi proses sosial, psikologis, dan pendidikan yang kompleks.
Constant Comparison
Metode constant comparison adalah inti dari Grounded Theory (GT) dan menjadi ciri khas dari pendekatan ini. Pertama kali diperkenalkan oleh Barney Glaser pada tahun 1965, metode ini melibatkan perbandingan terus-menerus antara data, kode, peristiwa, kategori, dan sifat-sifatnya selama proses analisis. Metode ini memungkinkan identifikasi hubungan dan wawasan yang berkontribusi pada pembentukan teori, mirip dengan bagaimana metafora menghubungkan ide-ide yang berbeda untuk menghasilkan pengetahuan baru. Metode ini juga mencakup perbandingan perspektif anggota tim peneliti atau penggunaan terjemahan yang berbeda dalam konteks lintas budaya, yang semakin memperkaya analisis.
Sensitizing
Pertanyaan penelitian dalam GT sebaiknya menggunakan konsep sensitizing, yang bersifat fleksibel dan terbuka untuk disempurnakan melalui kerja empiris. Kategori yang kaku dan sudah ditentukan sebelumnya dapat menghambat eksplorasi terbuka yang diperlukan dalam GT, karena metodologi ini berusaha membangun teori dari dasar tanpa membatasi analisis pada gagasan-gagasan yang telah ditetapkan.
Konseptualisasi
Konseptualisasi, bukan sekadar deskripsi, adalah inti dari GT. Meskipun penelitian deskriptif memiliki nilai, GT menuntut agar peneliti melampaui representasi data yang rinci dan mengembangkan model teoritis atau kerangka konseptual. Banyak peneliti pemula kesulitan melakukan pergeseran ini, sering kali terlalu terikat pada data. Namun, GT mengharuskan mereka untuk membuat lompatan intuitif guna mengonseptualisasikan dan membentuk teori tentang proses yang sedang dipelajari.
Memo dan Diagram
Pembuatan memo dan diagram sangat penting dalam GT. Memo berfungsi sebagai alat untuk refleksi meta-kognitif selama proses penelitian. Dalam memo-memo ini, peneliti mengembangkan teori mereka, melakukan perbandingan terus-menerus, membentuk theoretical sampling, dan mendokumentasikan perjalanan analisis mereka. Meskipun memo memainkan peran penting dalam pengembangan teori, memo tersebut tidak muncul dalam laporan akhir, seperti halnya perancah yang mendukung pembangunan suatu gedung tetapi dihilangkan setelah bangunan selesai.
Sumber: Conducting Grounded Theory