Literasi Digital (Digital Literacy) dan Literasi Kritis (Critical Literacy) dalam Konteks Pendidikan
Literasi digital (digital literacy) dan literasi kritis (critical literacy) merupakan dua istilah yang kerap digunakan secara bergantian untuk merujuk kepada hal yang sama. Dalam hal ini, literasi digital fokus pada pembekalan keterampilan teknis yang diperlukan untuk menjelajahi dunia digital, sedangkan literasi kritis fokus kepada proses mempertanyakan dan menafsirkan informasi. Literasi digital dan literasi kritis telah menjadi dua keterampilan wajib yang harus dimiliki oleh semua kalangan, terutama bagi pendidik dan peserta didik.
Di era modern, literasi digital dan literasi kritis menjadi keterampilan esensial yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. Literasi digital dapat sangat membantu individu dalam mengakses, memahami, dan menggunakan teknologi dengan efektif dalam kaitannya dengan belajar dan pembelajaran. Sementara itu, literasi kritis memungkinkan individu untuk menganalisis dan mempertanyakan informasi yang diterima, sehingga tidak mudah terjebak dalam berita palsu, hoaks, atau manipulasi. Kedua bentuk literasi ini berperan penting dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.
Pertama, literasi digital memfasilitasi akses terhadap berbagai informasi dan sumber daya yang tersedia secara daring. Dengan keterampilan ini, seseorang mampu memanfaatkan internet untuk belajar secara mandiri, mengakses artikel ilmiah, mengikuti kursus daring, atau berpartisipasi dalam komunitas digital. Dalam konteks pendidikan, pendidik dan peserta didik dapat menggunakan teknologi untuk menunjang proses belajar-mengajar melalui aplikasi e-learning atau video interaktif. Dengan literasi digital yang baik, mereka dapat beradaptasi dengan cepat terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan perubahan metode belajar modern.
Di sisi lain, literasi kritis penting untuk membantu individu berpikir mendalam dan mempertanyakan isi informasi yang diterima. Dalam dunia yang dipenuhi dengan berita dan media digital, kemampuan untuk mengidentifikasi bias, propaganda, atau informasi palsu sangat diperlukan. Literasi kritis memungkinkan seseorang untuk menelaah tidak hanya apa yang disampaikan tetapi juga mengapa dan bagaimana pesan tersebut disusun. Dengan kemampuan ini, masyarakat tidak akan mudah terpengaruh oleh hoaks atau informasi manipulatif. Kedua bentuk literasi ini juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan profesional dan sosial. Literasi digital memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif melalui platform digital, seperti email, konferensi video, atau media sosial. Sementara itu, literasi kritis mendukung pengambilan keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan fakta yang akurat. Dalam lingkungan kerja dan kehidupan sosial, kemampuan untuk menyaring informasi dan menggunakan teknologi dengan bijak menjadi kunci keberhasilan.
Pentingnya Literasi Digital dan Literasi Kritis Untuk Pelajar
Sebelumnya telah dibahas tentang pentingnya digital literacy (literasi digital) untuk pelajar. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa setidak-tidaknya terdapat 3 alasan utama yang menggambarkan pentingnya literasi digital.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Teknologi telah mengubah cara mahasiswa mengakses informasi. Dengan literasi digital yang baik, mahasiswa dapat dengan mudah menemukan sumber-sumber akademik yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah, artikel penelitian, dan e-book. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk memperkaya pemahaman terhadap materi kuliah dan melakukan penelitian dengan lebih efektif. Misalnya, mahasiswa yang memiliki literasi digital yang baik dapat membedakan antara sumber yang valid dan yang tidak, menghindari plagiarisme, serta memanfaatkan alat-alat digital untuk mencatat, merangkum, atau bahkan menganalisis data.
Menunjang Karier
Di dunia kerja dewasa ini membutuhkan membutuhkan keterampilan digital, mulai dari pengolahan data, pemasaran digital, komunikasi bisnis, hingga pada karier di bidang pendidikan. Mahasiswa yang menguasai literasi digital akan lebih siap memasuki dunia kerja karena mereka sudah familiar dengan alat dan teknologi yang digunakan di industri.
Eksistensi Global
Internet membuka akses ke informasi global yang dapat memperluas wawasan mahasiswa. Dengan literasi digital, mahasiswa dapat terlibat dalam diskusi secara global, mengikuti perkembangan terbaru di bidang studi mereka masing-masing, dan bahkan berkolaborasi dengan mahasiswa dari universitas lain di seluruh dunia. Hal ini memberikan kesempatan yang luar biasa untuk memperkaya perspektif dan memperluas jaringan akademik mahasiswa.
Pentingnya Literasi Digital dan Literasi Kritis Untuk Pendidik
Tidak hanya penting untuk pelajar, literasi digital juga sangat penting untuk para pendidik. Boling (2005) menjelaskan bahwa penelitian-penelitian terkini menyoroti kurangnya pengetahuan dan kemampuan (skill) pendidik dalam pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran yang menandakan bahwa literasi digital masih perlu dipromosikan kepada kalangan pendidik. Hal tersebut dapat menjadi polemik jika kita melihat perkembangan zaman yang semakin modern dimana hampir semua aspek telah terotomatisasi oleh teknologi.
Memberikan Pengalaman Pembelajaran yang Lebih Berarti
Pendidik dapat menggunakan teknologi seperti platform e-learning, video interaktif, dan aplikasi edukasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif, misalnya dengan menggunakan Google Classroom untuk kolaborasi atau Quizizz untuk evaluasi berbasis game. Dengan bekal literasi digital dan literasi kritis yang mumpuni, guru dapat dengan mudah memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih berarti kepada peserta didik.
Meningkatkan Akses ke Sumber Belajar
Dengan literasi digital, pendidik bisa mengakses dan membagikan berbagai sumber belajar dari internet, seperti jurnal online, video tutorial, atau materi interaktif, misalnya dengan membagikan artikel ilmiah atau video YouTube edukatif yang relevan dengan materi yang didistribusikan secara daring. Dengan demikian, peserta didik dapat meng-update pengetahuan mereka kapan saja dan dimana saja tanpa batasan waktu. Dampaknya, pendidik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara lebih efisien dan efektif.
Menyiapkan Siswa untuk Era Digital
Salah satu tolok ukur keberhasilan pendidik adalah ketika ia mampu mencetak generasi yang sukses. Berkenaan dengan hal tersebut, pendidik dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan belajar di era digital, seperti berpikir kritis, kolaborasi daring, dan literasi informasi, misalnya dengan mendorong siswa untuk mengevaluasi kredibilitas sumber informasi online.
Referensi
Berikut ini daftar pustaka yang dapat meningkatkan literasi digital dan literasi kritis Anda. Sumber-sumber berikut ini tersedia dan dapat diakses secara daring.
Boling, E. (2005). A time for new literacies: Who’s educating the teacher educators? Teachers College Record. Retrieved from http://www.tcrecord.org (ID Number: 11742)
Bullock, S. (2011). Teaching 2.0: (Re)learning to teach online. Interactive Technology and Smart Education, 8(2), 94–105.
Dooley, K., Exley, B., & Comber, B. (2013). Leading literacies: Literacy teacher education for includion and social justice. In C. Kosnik, J. Rowsell, P. Williamson, R. Simon, & C. Beck (Eds.), Literacy teacher educators: Preparing student teachers for a changing world (pp. 65–78). Rotterdam, The Netherlands: Sense Publishers.
Gee, J. P., & Hayes, E. R. (2011). Language and learning in the digital age. New York, NY: Routledge. Kress, G. (2010). Multimodality: A social semiotic approach to contemporary communication. London: Routledge.
Williamson, P. (2013). Engaging literacy practices through inquiry and enactment in teacher education. In C. Kosnik, J. Rowsell, P. Williamson, R. Simon, & C. Beck (Eds.), Literacy teacher educators: Preparing student teachers for a changing world (pp. 135–148). Rotterdam, The Netherlands: Sense Publishers.
Rosaen, C., & Terpstra, M. (2012). Widening worlds: Understanding and teaching new literacies. Studying Teacher Education, 8(1), 35–49.
Roswell, J., Kosnik, C., & Beck, C. (2008). Fostering multiliteracies pedagogy through pre-service teacher education. Teacher Education, 19(2), 109–122.
Scribner, S., & Cole, M. (1981). The psychology of literacy. Cambridge, UK: Harvard University Press.
Sheridan-Thomas, H. K. (2007). Making sense of multiple literacies: Exploring pre-service content area teachers’ understandings and applications. Reading Research and Instruction, 46(2), 121–150.