Inovasi Pembelajaran dan Kewirausahaan di Era Digital: Kuliah Praktisi Teknologi dalam Pendidikan Bahasa Inggris
Pada Selasa, 18 Maret 2025, Program Studi S2 Pendidikan Bahasa Inggris kembali menghadirkan rangkaian kuliah praktisi yang mendalam, menginspirasi, dan penuh wawasan dengan tema IT-based Innovation in ELT (English Language Teaching) dan IT-based English Education Entrepreneurship. Kuliah ini menghadirkan praktisi unggulan Wahid Maulidi dan Arif Budiyanto dari CV. Madura Technovation, sebuah perusahaan yang inovatif dalam teknologi pendidikan.
Acara ini merupakan bagian dari seri kuliah praktisi yang dimulai pada 11 Maret 2025, di mana para mahasiswa diperkenalkan pada dasar-dasar integrasi teknologi dalam pendidikan bahasa Inggris. Kuliah lanjutan kali ini difokuskan pada penerapan praktis dan strategi kewirausahaan berbasis teknologi untuk mendukung pengajaran bahasa Inggris yang lebih modern dan relevan di era digital.
Revolusi Pembelajaran Bahasa Inggris melalui Teknologi
Dalam sesi pembukaan, Wahid Maulidi, yang dikenal dengan keahliannya dalam inovasi teknologi, memperkenalkan konsep IT-based Innovation in ELT. Wahid menjelaskan bahwa teknologi telah menjadi katalis utama dalam revolusi pembelajaran bahasa. Dengan keberadaan aplikasi berbasis AI, chatbots, dan perangkat lunak adaptif, pengajaran bahasa kini bisa jauh lebih personal, interaktif, dan berbasis data.
Praktisi Wahid Maulidi berbagi contoh konkret bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan platform yang menggabungkan analitik data untuk memantau kemajuan siswa secara real-time. Teknologi ini memungkinkan guru untuk memahami pola belajar siswa secara individual dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan spesifik.
Selain itu, Wahid juga menekankan pentingnya pemanfaatan gamification atau elemen permainan dalam pembelajaran. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan motivasi siswa dan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Sebagai contoh, ia menunjukkan bagaimana penggunaan aplikasi kuis interaktif dapat membantu siswa mempraktikkan kosakata bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan sekaligus kompetitif.
Wirausaha dalam Pendidikan: Membangun Generasi Inovator
Arif Budiyanto melanjutkan sesi dengan membahas tema IT-based English Education Entrepreneurship. Ia menekankan pentingnya peran wirausaha dalam pendidikan, khususnya dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi yang bisa diakses lebih luas.
Dalam kuliahnya, Arif menggambarkan perjalanan CV. Madura Technovation sebagai sebuah perusahaan yang berawal dari gagasan sederhana untuk membantu guru bahasa Inggris di daerah terpencil mendapatkan akses ke materi pembelajaran digital. Dengan kerja keras, inovasi, dan pemanfaatan teknologi yang tepat, perusahaan ini kini menjadi pelopor dalam menciptakan perangkat lunak pendidikan bahasa Inggris yang inovatif.
Arif Budiyanto mengajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dan menciptakan peluang bisnis berbasis teknologi. "Setiap masalah dalam pendidikan adalah peluang bagi inovator," ujarnya. Salah satu penekanannya adalah pentingnya menciptakan model bisnis yang berkelanjutan, sehingga inovasi dalam pendidikan tidak hanya berdampak besar, tetapi juga mampu bertahan dalam jangka panjang.
Dalam sesi terakhir, kedua pembicara memaparkan tantangan dan peluang yang ada dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran bahasa Inggris. Mereka menjelaskan bahwa meskipun teknologi memberikan banyak kemudahan, keberhasilannya tetap bergantung pada keterampilan dan kreativitas guru dalam mengimplementasikannya.
Arif Budiyanto dan Wahid Maulidi mengingatkan bahwa tidak semua teknologi cocok untuk semua konteks pengajaran. "Teknologi hanyalah alat. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakannya untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna," tegasnya. Ia juga mendorong mahasiswa untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi agar tetap relevan di masa depan.
Wahid Maulidi menambahkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menjembatani kesenjangan digital, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas terhadap teknologi. Menurutnya, inovasi harus inklusif dan memberikan manfaat bagi semua orang, bukan hanya mereka yang berada di perkotaan.