Penerapan Project-based Learning di Pendidikan Tinggi
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning - PBL/PjBL) saat ini telah menjadi standar baku dalam pendidikan tinggi. Dasar hukum dari penerapan pembelajaran berbasis proyek disiratkan dalam Permendikburistek No. 53 Tahun 2023 Tentang Standar Mutu Pendidikan Tinggi, Bab 1, Ketentuan Umum, Pasal 18, Ayat 9b. Selain itu, project-based learning juga secara eksplisit disebutkan beberapa kali pada Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Mendukung Merdeka Belajar - Kampus Merdeka Menuju Indonesia Emas dan pada Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 Untuk mendukung Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
Project-based Learning Menurut Para Ahli
Project-based learning (PBL/PjBL) merupakan pendekatan berorientasi hasil (Gary, 2015) yang mendorong peserta didik untuk belajar melalui pengalaman dan pemecahan masalah kontekstual (Krajcik & Shin, 2014). Temuan-temuan di lapangan telah menunjukkan superioritas project-based learning dalam mencapai tujuan pembelajaran. Studi lainnya menjelaskan project-based learning sebagai sebuah metodologi pembelajaran yang memotivasi dan menginspirasi peserta didik untuk belajar, selama mereka terlibat aktif dalam proyek-proyek yang relevan (Wurdinger & Qureshi, 2014).
Penerapan Project-based Learning
Berikut ini poin-poin penting terkait penerapan project-based learning (PBL/PjBL).
Penentuan Proyek yang Relevan
Dosen dan peserta didik bersama-sama memilih atau menentukan proyek yang berkaitan dengan materi pelajaran, tujuan dan capaian pembelajaran, dan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Upayakan agar proyek yang dipilih bersifat menantang, mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta memicu pembelajaran mandiri. Namun proyek harus tetap dapat dicapai oleh peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Penyelidikan (Inquiry-Based Learning)
Project-based learning (PBL/PjBL) menekankan pada proses investigasi di mana peserta didik mengajukan pertanyaan, melakukan riset, dan menyusun solusi berdasarkan temuan mereka. Ini melibatkan proses pencarian informasi melalui berbagai sumber.
Kerja Kolaboratif
Dalam project-based learning (PBL/PjBL), dorong peserta didik untuk aktif dalam kelompok mulai dari kegiatan berbagi ide, menyusun rencana, hingga pada penyelesaian proyek. Kolaborasi membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial dan kerja sama tim.
Pembelajaran Multidisiplin
Project-based learning (PBL/PJBL) memungkinkan integrasi beberapa disiplin ilmu sekaligus. Misalnya, proyek yang melibatkan pembuatan prototipe dapat memadukan keterampilan sains dan teknologi. Sebisa mungkin, padukan ragam pengetahuan dan keterampilan dalam proyek yang diberikan kepada peserta didik.
Penilaian Berbasis Proses dan Hasil
Penilaian dalam project-based learning (PBL/PJBL) tidak hanya terpaku pada hasil akhir proyek tetapi juga proses yang dilalui peserta didik selama pengerjaan proyek. Poin ini mencakup partisipasi, kontribusi dalam tim, kreativitas, dan pemahaman konsep yang dihasilkan selama pengerjaan proyek.
Refleksi dan Presentasi
Setelah proyek selesai, dorong peserta didik untuk melakukan refleksi mengenai pengalaman belajar mereka dan minta mereka mempresentasikan hasil proyek kepada guru atau rekan-rekan mereka. Presentasi ini membantu peserta didik menginternalisasi pemahaman mereka dan mengembangkan keterampilan komunikasi.
Referensi
Gary, K. (2015). Project-Based Learning. Computer, 48(9), 98–100. doi:10.1109/mc.2015.268
Krajcik, J. S., & Shin, N. (2014). Project-Based Learning. The Cambridge Handbook of the Learning Sciences, 275–297. doi:10.1017/cbo9781139519526.018
Wurdinger, S., & Qureshi, M. (2014). Enhancing College Students’ Life Skills through Project Based Learning. Innovative Higher Education, 40(3), 279–286. doi:10.1007/s10755-014-9314-3