ChatGPT Lebih Unggul dari Perplexity! Apa Buktinya?

Sejak keduanya diperkenalkan dan dapat diakses oleh publik, ChatGPT dan Perplexity terus bersaing ketat hingga sekarang. Diantara keduanya, siapakah yang lebih unggul? Dalam pengujian ini, prompt yang sama diberikan kepada kedua raksasa AI yang sedang populer ini. Penting untuk Anda catat bahwa dalam artikel ini, penilaian yang diberikan kepada masing-masing layanan berbasis AI yang sedang berkompetisi ini adalah murni penilaian subjektif.
Perbandingan Teknis
Berikut ini perbandingan kedua AI ini dari segi teknis.
1. Versi Dasar
Kedua teknologi ini memiliki beberapa kesamaan, salah satunya dari harga premium atau pro yang ditawarkan. Dalam hal ini keduanya sama-sama mematok harga mulai dari $20 atau sekitar Rp. 315.000 per-bulan per-pengguna. Terkait versi dasarnya, sangat sulit untuk membandingkan keduanya karena versi standar keduanya kembar identik, nyaris sama persis.
2. Versi Berbayar
Untuk versi berbayarnya, ChatGPT menawarkan lebih banyak pilihan harga dengan berbagai tingkatan dan fitur tambahan untuk bisnis. Paket Team memberikan akses ke fitur Advanced Data Analytics ChatGPT mulai dari $25 per-pengguna per-bulan jika dibayar tahunan. Sedangkan paket Enterprise dipatok pada harga $9.000 per-bulan untuk 150 pengguna, dengan fitur keamanan dan kolaborasi yang lebih kuat yang cocok untuk kebutuhan bisnis besar. Di sisi lain, Perplexity AI menawarkan paket harga yang lebih tinggi, yaitu Perplexity Enterprise Pro, dengan opsi self-serve seharga $40 per bulan atau $400 per-tahun per-pengguna. Perusahaan ini juga menawarkan paket Enterprise khusus, namun harga untuk paket tersebut tidak diumumkan secara publik.
3. Akurasi Informasi
Terkait poin ini, penulis sepakat dengan review yang telah terlebih dahulu dijelaskan oleh beberapa reviewer AI yang memilih Perplexity sebagai AI yang lebih akurat dari ChatGPT. Salah satu faktor yang membuat ChatGPT kalah telak adalah keterbatasan informasi yang bisa ia berikan kepada pengguna yang terbatas pada 1 hingga 2 tahun terakhir saja. Dengan kata lain, informasi baru tidak dapat disediakan oleh chatbot milik OpenAI ini. Sementara itu, rivalnya mampu memberikan informasi terkini dengan sangat akurat yang disertai sumber-sumber yang relevan dan valid atau dapat dilacak. Poin ini dibahas secara detail dalam artikel yang mengulas performa, kelebihan, dan kekurangan Perplexity.
4. Tampilan
Dari segi tampilan, ChatGPT terlihat lebih ringkas, sederhana, dan lebih lega. Disisi lain, rivalnya memilih untuk menampilkan banyak konten dalam satu frame sehingga terkesan memenuhi seluruh layar di laptop atau PC. Namun, hal tersebut sangat wajar dan dapat dimaklumi karena Perplexity AI adalah mesin pencari yang terintegrasi dengan chatbot. Sajian visual tersebut mengingatkan pada tampilan dari Yahoo yang beberapa dekade silam kalah berkompetisi bersama Google. Berdasarkan riset, website yang simpel dan sederhana cenderung lebih nyaman digunakan secara psikologis. Hal ini telah dibuktikan oleh Google yang beberapa tahun lalu mampu mengalahkan Yahoo yang tampilannya penuh sesak. Hingga sekarang, Google masih konsisten dengan tampilan yang sangat sederhana. Hal ini cenderung lebih disukai karena pengguna tidak terdistraksi oleh gambar, tulisan, dan warna yang berada di sekeliling konten utama.
5. Fitur Dasar
ChatGPT menang telak pada aspek variasi fiturnya. Sementara itu, rivalnya unggul dalam hal referensi, sumber data, dan saran-saran pertanyaan lanjutan yang diberikan setelah merespon prompt yang diminta pengguna. Disini, ChatGPT memungkinkan penggunanya untuk mengakses banyak sekali featured feature melalui Explore GPTs seperti humanize.ai untuk memproduksi konten AI yang menyerupai tulisan manusia, Copywriter GPT yang dirancang khusus untuk keperluan copywriting, CV writing untuk penulisan curriculum vitae atau CV dengan bantuan AI, Scholar GPT untuk referensi dan sitasi, Presentation Slides GPT untuk pembuatan slide presentasi otomatis, dan masih banyak lainnya.
Pengujian Mandiri
Berikut ini skenario penggunaan sehari-hari yang umum dilakukan masyarakat ketika berinteraksi dengan ChatBot. Penting untuk diingat bahwa hasil dari pengujian mandiri yang dilakukan disini bersifat subjektif, artinya, kesimpulan yang diambil murni merupakan preferensi pribadi penulis.
1. Teknik Analisis Data Penelitian
Pada percobaan ini, prompt yang sama diberikan pada kedua chatbot berbasis kecerdasan artifisial.
Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang pengalaman kerja pekerja paruh waktu dalam dua industri yang berbeda, yakni industri kreatif dan industri teknologi. Data yang saya miliki adalah data wawancara mendalam dengan pekerja paruh waktu dari kedua industri tersebut. Sekarang, saya ingin mengetahui perbedaan pengalaman kerja antara kedua kelompok tersebut, terutama terkait dengan pengelolaan waktu dan penghasilan. Teknik analisis kualitatif apa yang sebaiknya saya gunakan untuk membandingkan dua kelompok ini? Apakah analisis tematik komparatif cocok, atau ada metode lain yang bisa saya gunakan untuk mengeksplorasi perbedaan antar kelompok ini?
Hasilnya, Perplexity memberikan jawaban yang lebih meyakinkan karena disertai dengan data dan referensi yang valid dan dapat dilacak. Terdapat 8 sumber yang sarankan yang semuanya berupa jurnal atau artikel ilmiah. Di sisi lain, ChatGPT memberikan hanya memberikan narasi tanpa memberikan sumber yang jelas. Meskipun narasi yang diberikan dapat dipahami dan masuk akal, namun hal tersebut menyisakan pekerjaan tambahan, yakni mencari referensi yang mendukung pernyataan-pernyataan yang diberikan.
2. Pembuatan Modul Ajar
Dalam pengujian kedua ini, kedua chatbot yang sedang naik daun tersebut diminta untuk membuat modul ajar. Disini, harus diakui bahwa Perplexity jauh mengungguli rivalnya karena beberapa hal, pertama, disediakannya referensi yang valid dan dapat dilacak; kedua, Perplexity mampu memberikan informasi yang lebih up to dateketimbang rivalnya.
3. Pembuatan Konten Kreatif
Pada skenario ini, harus diakui bahwa ChatGPT jauh lebih unggul dari rivalnya. Chatbot milik OpenAI ini bahkan unggul telak untuk urusan pembuatan konten kreatif. Respon-respon yang diberikan terasa sangat alami dan komunikatif. Sementara itu, rivalnya memberikan respon yang cenderung kaku. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa Perplexity cocok untuk tujuan-tujuan yang berbau akademis, sementara chatGPT unggul dalam ide-ide kreatif, seperti konten bisnis dan pemasaran, ide aktivitas kelas, dan dalam skenario-skenario kreatif lainnya.
4. Terjemahan Bahasa Inggris Ke Bahasa Indonesia dan Sebaliknya
Karena adanya Explore GPTs, dapat disimpulkan bahwa chatbot milik OpenAI menang telak pada skenario pengujian ini. Di Explore GPTs, terdapat lebih dari 7 layanan yang secara spesifik didesain dan dikembangkan untuk mengakomodasi urusan penerjemahan, khusus dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan/atau sebaliknya. Sementara itu, rivalnya masih sangat jauh dari akurat. Terkadang ada beberapa baris terjemahan yang sulit dipahami.
5. Parafrase Artikel
ChatGPT unggul telak dalam urusan parafrase artikel. Seperti yang tersurat pada poin-poin sebelumnya bahwa ChatGPT sangat handal dalam urusan atau skenario yang membutuhkan kreativitas. ChatGPT menawarkan keunggulan dalam melakukan parafrase berkat kemampuannya dalam memahami konteks secara mendalam dan menghasilkan variasi kata yang sesuai dengan gaya dan tone yang unik. Chatbot milik OpenAI ini, dalam beberapa kali pengujian, ditemukan mampu mengidentifikasi berbagai makna kata dalam konteks kalimat yang berbeda sehingga parafrase yang dihasilkan tetap sesuai dengan makna dari teks asli namun disajikan dalam diksi dan gaya yang berbeda. Di sisi lain, Perplexity juga memiliki kemampuan untuk mengubah struktur kalimat dan memberikan informasi yang relevan tetapi terbatas dalam hal penyesuaian gaya bahasa dan kompleksitas kalimat. Perplexity AI nampaknya lebih fokus pada penyediaan informasi dan kurang optimal dalam menghasilkan parafrase kreatif yang unik.