Panduan Lengkap Microteaching: Teknik dan Strategi dari Pendidik Profesional
Microteaching merupakan sarana pelatihan atau simulasi yang dimaksudkan untuk melihat performa dan meningkatkan keterampilan mengajar calon guru, calon dosen, calon praktisi pendidikan, dan mahsiswa. Berikut ini beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam microteaching.
Perencanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini mengacu kepada kelengkapan dokumen-dokumen pembelajaran yang meliputi lesson plan atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Dokumen ini sangat penting karena seorang pengajar dan/atau pendidik profesional diwajibkan untuk melakukan seluruh kegiatan pembelajaran berdasarkan lesson plan atau rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran sendiri merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tema/topik tiap pertemuan, tujuan pembelajaran, capaian pembelajaran, aktivitas kelas dan luar kelas, media pembelajaran, alokasi waktu untuk tiap-tiap kegiatan, serta sumber-sumber yang digunakan dalam pembelajaran.
Biasanya, tim penilai akan meminta lesson plan atau rencana pembelajaran sebelum memulai microteaching. Dalam hal ini, yang perlu Anda siapkan biasanya hanya rencana pembelajaran untuk satu pertemuan.
Pembukaan
Pembukaan merupakan awal dari proses pembelajaran. Tahapan ini berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik secara mental dan emosional sebelum memulai pelajaran. Pastikan Anda tidak melupakan do'a pada tahapan awal microteaching. Jika memungkinkan, Anda dapat meminta peserta didik untuk memimpin do'a. Poin ini dapat dipertimbangkan sebagai nilai lebih oleh tim penguji/penilai karena meminta peserta didik memimpin do'a dapat menjadi gambaran bahwa Anda memahami konsep pembelajaran aktif - yakni, melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.
Penyampaian Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini, sampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran, peserta didik akan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang akan mereka pelajari.
Tujuan: Menjelaskan hasil belajar yang diinginkan, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Strategi: Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami untuk menyampaikan tujuan pembelajaran.
Apersepsi
Pertama-tama, lakukan apersepsi. Dalam apersepsi, kaitkan informasi, pengetahuan, atau aktivitas yang akan dilakukan selama pembelajaran dengan pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya. Dalam konteks pendidikan, apersepsi sering digunakan untuk membuka pelajaran dan membantu peserta didik menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang sudah mereka ketahui. Jadi, seorang pengajar atau pendidik tidak langsung memperkenalkan atau memberikan materi baru, melainkan harus melakukan apersepsi terlebih dahulu.
Salah satu tujuan dari dilakukannya apersepsi adalah untuk mengurangi kebingungan peserta didik. Ketika peserta didik memahami bagaimana materi baru berhubungan dengan apa yang telah mereka pelajari, kebingungan mereka dapat berkurang, dan konsekuensinya, peserta didik akan lebih siap untuk menerima dan memproses informasi baru. Selain itu, informasi dan pengetahuan yang akan dipelajari mereka dapat semakin bermakna.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti adalah tahap di mana materi utama disampaikan dan peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar. Pada tahap ini, Anda wajib mengarahkanpeserta didik melalui berbagai metode, aktivitas, dan tugas yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Eksplorasi: berikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali pengetahuan atau konsep baru melalui berbagai kegiatan, seperti diskusi, pengamatan, atau demonstrasi.
Elaborasi: berikan peserta didik tugas atau aktivitas yang mendorong mereka untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari, seperti pemecahan masalah, proyek kelompok, atau latihan soal.
Konfirmasi: verifikasi pemahaman peserta didik engan memberikan umpan balik atau klarifikasi jika diperlukan. Poin ini dapat dilakukan melalui tanya jawab, kuis, atau penjelasan tambahan.
Penting untuk diingat bahwa dalam microteaching, jangan pernah menghabiskan sesi untuk berceramah. Dengan kata lain, libatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Poin ini biasanya menjadi poin yang tidak pernah luput dari tim penguji.
Penilaian Formatif (Assessment)
Penilaian formatif dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Ini tidak hanya dilakukan di akhir pelajaran, tetapi juga bisa dilakukan secara berkala selama kegiatan inti.
Tujuan: Mengukur sejauh mana peserta didik telah memahami materi yang diajarkan, serta memberikan umpan balik yang membantu mereka memperbaiki pemahaman.
Strategi: Gunakan beragam teknik, seperti kuis cepat, diskusi kelas, atau observasi langsung selama kegiatan berlangsung.
Penguatan atau Pengayaan
Tahap penguatan bertujuan untuk memperdalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Penguatan bisa dilakukan melalui latihan tambahan, tugas kelompok, atau diskusi lebih lanjut.
Tujuan: Membantu peserta didik yang belum sepenuhnya memahami materi dan memberikan tantangan tambahan bagi& peserta didik yang sudah menguasai konsep.
Strategi: berikan latihan tambahan, studi kasus, atau proyek kelompok kecil untuk lebih mendalami materi yang telah dibahas.
Penutup
Penutup adalah tahapan di mana guru merangkum pelajaran yang telah disampaikan, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan memberikan penugasan atau arahan untuk pembelajaran selanjutnya.
Review Materi: berikan ringkasan dari poin-poin utama yang telah dipelajari selama pelajaran. Hal ini membantu mengkonsolidasi pemahaman peserta didik dan memastikan bahwa mereka mendapatkan inti dari pembelajaran.
Tanya Jawab: berikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Ini bisa membantu mengklarifikasi hal-hal yang masih membingungkan.
Refleksi: minta peserta didik untuk merenung atau merefleksikan apa yang telah mereka pelajari, baik secara individu maupun dalam kelompok. Refleksi membantu peserta didik memahami pentingnya materi yang dipelajari dan bagaimana mereka dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Pemberian Tugas: jika diperlukan, guru memberikan tugas sebagai bentuk latihan mandiri atau penguatan materi yang telah dipelajari. Tugas ini biasanya menjadi bagian dari pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan sebelum pertemuan berikutnya.
Doa Penutup: setelah semua kegiatan selesai, sesi belajar ditutup dengan doa sebagai bentuk syukur atas kelancaran proses pembelajaran. Ini juga membantu peserta didik merasa lebih tenang dan siap untuk aktivitas selanjutnya.
Penugasan (Opsional)
Jika semisal materi yang Anda bawakan harus dilanjutkan dengan penugasan, berikan instruksi yang jelas mengenai tugas yang harus diselesaikan oleh peserta. Penugasan ini biasanya berkaitan dengan topik yang telah dibahas di kelas, untuk memperkuat pemahaman peserta didik.
Tujuan: Penugasan dirancang untuk memperkuat atau menguji pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan, sekaligus mempersiapkan mereka untuk pelajaran berikutnya.