AI UNTUK PENDIDIKAN: PANDUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI (DIRJEN DIKTI)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi atau Dirjen Dikti baru-baru ini merilis dokumen Panduan Penggunaan Generative AI pada Pembelajaran di perguruan Tinggi. Dijelaskan dalam dokumen tersebut bahwa teknologi chatbot AI yang berkembang dewasa ini memiliki potensi besar untuk digunakan untuk mengakomodasi pendidikan dan pembelajaran, khususnya dalam lingkup pembelajaran di pendidikan tinggi. Apa saja ragam AI yang diulas dalam panduan tersebut dan bagaimana panduan serta prinsip penggunaan masing-masing AI?

Panduan Penggunaan Generative AI Dirjen Dikti: Ragam AI untuk Menghasilkan Teks
Berikut ini daftar Generative AI lain yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan pendidik berdasarkan Panduan Penggunaan Generative AI oleh Dirjen Dikti.
Nama Generative AI | Peruntukan | Bahasa yang Didukung |
Gemini AI | Mahasiswa dan Dosen | Multi-bahasa |
ChatGPT | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Github Copilot | Mahasiswa dan Dosen |
Bahasa Inggris |
QuickChat | Dosen |
Multi-bahasa |
StoryLab | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Writefull Title Generator | Mahasiswa dan Dosen |
Bahasa Inggris |
Microsoft Copilot AI | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Panduan Penggunaan Generative AI Dirjen Dikti: Ragam AI untuk Menghasilkan Gambar
Berikut ini ragam generative AI yang dapat difungsikan mahasiswa dan dosen untuk mengakomodasi pembuatan gambar atau ilustrasi visual berdasarkan Panduan Penggunaan Generative AI oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Generative AI | Peruntukan | Bahasa yang Didukung |
Stable Diffusion | Mahasiswa dan Dosen | Multi-bahasa |
DALL-E 3 | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Illustroke | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Midjourney | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Stockimg | Mahasiswa dan Dosen |
Bahasa Inggris |
Flair | Mahasiswa dan Dosen |
Bahasa Inggris |
Panduan Penggunaan Generative AI Dirjen Dikti: Ragam AI untuk Menghasilkan Suara
Berikut ini ragam generative AI yang dapat difungsikan mahasiswa dan dosen untuk mengakomodasi pembuatan suara atau ilustrasi pembelajaran berbasis audio berdasarkan Panduan Penggunaan Generative AI oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Generative AI | Peruntukan | Bahasa yang Didukung |
Google Text-to-Speech | Mahasiswa dan Dosen | Multi-bahasa |
TTS Prosa | Mahasiswa dan Dosen |
Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris |
Bahasa Kita | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa, Bahasa Indonesia |
Podcastle | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
OpenAI TTS | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Speechify | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Mubert | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Soundful | Mahasiswa dan Dosen |
Multi-bahasa |
Panduan Pemilihan AI untuk Pendidikan
Setiap GenAI menerapkan beberapa model lisensi penggunaan. Beberapa diantaranya:
- Bebas. Siapapun yang menggunakan dapat langsung menggunakan tanpa perlu melakukan registrasi dan membayar biaya.
- Bebas perlu registrasi. Registrasi biasanya dilakukan dengan menggunakan email dan informasi-informasi lainya. Untuk yang berjenis ini perlu diperhatikan masalah pemberitahuan terkait penggunaan data pribadi.
- Berlangganan. Solusi GenAI ini memberikan 2 pilihan untuk pengguna yaitu pilihan kemampuan terbatas yang tidak mempersyaratkan biaya berlangganan, dan pilihan kemampuan lebih yang mempersyaratkan biaya angganan. Biaya langganan dibayarkan dengan hitungan bulanan dan/atau jumlah akses yang dilakukan. Bagi mereka yang banyak menggunakan layanan GenAI perlu mempertimbangkan biaya tersebut.
- Berlangganan dengan harga khusus untuk Pendidikan. Beberapa solusi GenAI memberikan harga berlangganan khusus untuk mahasiswa dan pengajar. ChatGPT Edu adalah salah satu solusi GenAI yang memiliki opsi harga untuk pendidikan.
Lebih lanjut dijelaskan prinsip-prinsip pemanfaatan Generative AI untuk tujuan pendidikan.
No. | Prinsip Dasar |
Do's | Don'ts |
1. | Menjamin keamanan dan keselamatan |
Mengevaluasi penggunaan GenAI dan mengidentifikasi risiko keamanan siber |
Pemanfaatan GenAI secaramembabibuta tanpamemperhatikan tingkat risikodan tidak melakukan evaluasimaupun perizinan yang baik |
2. | Adil dan non-diskriminatif |
Secara kritis mengidentifikasi bias yang dihasilkan oleh GenAI |
Menganggap hasil GenAI selalu akurat dan mempercayai keluarannya tanpa sikap kritis |
3. | Berkelanjutan (sustainable) |
Menggunakan alat bantu GenAI seperlunya dengan prompt yang efektif, menghindari ketergantungan terhadap teknologi |
Exploitasi GenAI untuk tujuan yang tidak penting dan tidak menerapkan keahlian prompt engineering yang baik |
4. | Melindungi hak dan data pribadi |
Hanya memasukkan prompt yang tidak mengandung data sensitif |
Memasukkan segala jenis data secara tidak bertanggungjawab tanpa izin/consent |
5. | Memastikan beban tanggung jawab dari setiap tahap dalam siklus hidup sistem GenAI tetap pada manusia |
Secara kritis menilai dampak GenAI bagi emosi dan kehidupan manusia - tidak untuk menggantikan manusia |
Pemanfaatan GenAI yang tidak bertanggungjawab dan tidak memperhatikan etika |
6. | Transparan dan dapat dijelaskan |
Menggunakan alat bantu GenAI yang jelas transparansinya |
Tidak mempedulikan aspek transparansi dan kurangnya explainability |
7. | Tanggung jawab dan akuntabilitas |
Secara jelas menyampaikan informasi terkait alat bantu GenAI yang digunakan dan proses untuk menghasilkannya |
Menyembunyikan informasi terkait penggunaan GenAI pada konten digital yang dihasilkan dalam rangka plagiarisme dan pelanggaran hak cipta |
8. | Kesadaran dan literasi tentang GenAI |
Meningkatkan literasi GenAI bagi diri sendiri dan lingkungan |
Tidak membentuk pola pikir yang tepat dalam pemanfaatan GenAI sehingga tidak menganggap penting literasi GenAI |
9. | Kolaborasi dan pengaturan secara adaptif melibatkan banyak pemangku kepentingan |
Melakukan evaluasi dampak pemanfaatan GenAI terhadap setiap pemangku kepentingan secara berkelanjutan (kesetaraan) |
Tidak melakukan studi yang komprehensif atau hanya mempertimbangkan kepentingan satu kelompok pemangku kepentingan saja. (monopoli) |